Ikan haruan atau ikan gabus
mengandung albumen cukup tinggi yang berfungsi membentuk jaringan sel
baru dalam tubuh dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit hati sehingga
menjadi solusi murah mengobati berbagai penyakit seperti bekas operasi
serta lever.
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Kalimantan Selatan dr Abimanyu di Banjarmasin, Jumat (14/12) mengatakan, dari berbagai penelitian yang dilakukan, ikan haruan dengan bahasa latin Snakeheads fish mampu menambah kadar albumen seseorang.
Menurut dia, pasien berkadar albumen rendah, bagi yang mampu biasanya akan diberikan infus untuk menaikkan kadar albumennya, dengan biaya cukup mahal, yaitu di atas Rp 1 juta. Karena ikan haruan, mengandung albumen cukup tinggi, kini rumah sakit pemerintah tersebut telah mengolah dengan mengekstrat ikan jenis predator itu menjadi kapsul.
"Dengan menelan kapsul tersebut, diharapkan pasien akan bisa menambah kadar albumen dengan harga yang lebih terjangkau," katanya.
Pasien dengan kadar albumen rendah, biasanya adalah pasien dengan gangguan penyakit hati seperti lever dan lainnya, selain itu, dengan memakan ikan haruan bagi pesien yang baru operasi juga akan lebih cepat menyembuhkan lukanya.
Sebagaimana diketahui, warga Kalimantan Selatan selalu identik dengan makanan ikan haruan, sebagai lauk untuk berbagai menu masakan khas Banjar yaitu, ketupat kandangan, nasi kuning, lontong maupun untuk digoreng dan dibakar.
Ikan haruan dengan berbagai menu masakan, selalu disajikan hampir di setiap rumah makan yang menyajikan masakan khas Banjar, karena rasanya yang lezat sehingga warga Banjar hampir tiada hari tanpa ikan haruan.
Kepala Dinas Perikanan Pemprov Kalsel, Isra mengatakan, kegemaran warga Banjar terhadap ikan haruan tersebut membuat ikan tersebut semakin langka, karena kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi, tidak diimbangi dengan pengembangabiakan ikan.
Menurut dia, pengembangbiakan ikan jenis predator tersebut memerlukan biaya cukup tinggi, terutama untuk makanannya. Saat ini pemerintah Provinsi Kalsel terus mencari solusi untuk terus mempertahankan habitat ikan yang menjadi salah satu 'plasma nutfah'
Kalsel tersebut, sehingga pada akhirnya tidak punah. Salah seorang pedagang ikan haruan di pasar ikan Pasar Lama Banjarmasin, Amin mengatakan, saat ini harga ikan haruan melonjak tajam dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram. "Saat ini adalah masa datangnya musim air, sehingga warga sulit untuk mendapatkan ikan air tawar ini," katanya.
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Kalimantan Selatan dr Abimanyu di Banjarmasin, Jumat (14/12) mengatakan, dari berbagai penelitian yang dilakukan, ikan haruan dengan bahasa latin Snakeheads fish mampu menambah kadar albumen seseorang.
Menurut dia, pasien berkadar albumen rendah, bagi yang mampu biasanya akan diberikan infus untuk menaikkan kadar albumennya, dengan biaya cukup mahal, yaitu di atas Rp 1 juta. Karena ikan haruan, mengandung albumen cukup tinggi, kini rumah sakit pemerintah tersebut telah mengolah dengan mengekstrat ikan jenis predator itu menjadi kapsul.
"Dengan menelan kapsul tersebut, diharapkan pasien akan bisa menambah kadar albumen dengan harga yang lebih terjangkau," katanya.
Pasien dengan kadar albumen rendah, biasanya adalah pasien dengan gangguan penyakit hati seperti lever dan lainnya, selain itu, dengan memakan ikan haruan bagi pesien yang baru operasi juga akan lebih cepat menyembuhkan lukanya.
Sebagaimana diketahui, warga Kalimantan Selatan selalu identik dengan makanan ikan haruan, sebagai lauk untuk berbagai menu masakan khas Banjar yaitu, ketupat kandangan, nasi kuning, lontong maupun untuk digoreng dan dibakar.
Ikan haruan dengan berbagai menu masakan, selalu disajikan hampir di setiap rumah makan yang menyajikan masakan khas Banjar, karena rasanya yang lezat sehingga warga Banjar hampir tiada hari tanpa ikan haruan.
Kepala Dinas Perikanan Pemprov Kalsel, Isra mengatakan, kegemaran warga Banjar terhadap ikan haruan tersebut membuat ikan tersebut semakin langka, karena kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi, tidak diimbangi dengan pengembangabiakan ikan.
Menurut dia, pengembangbiakan ikan jenis predator tersebut memerlukan biaya cukup tinggi, terutama untuk makanannya. Saat ini pemerintah Provinsi Kalsel terus mencari solusi untuk terus mempertahankan habitat ikan yang menjadi salah satu 'plasma nutfah'
Kalsel tersebut, sehingga pada akhirnya tidak punah. Salah seorang pedagang ikan haruan di pasar ikan Pasar Lama Banjarmasin, Amin mengatakan, saat ini harga ikan haruan melonjak tajam dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram. "Saat ini adalah masa datangnya musim air, sehingga warga sulit untuk mendapatkan ikan air tawar ini," katanya.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara
Ikan Gabus