PMN Share Cara Mengemudi Di Perkotaan Agar Hemat BBM



PMN Share Bagi masyarakat perkotaan, jalanan padat sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi, tahukah Anda kalau dengan memanfaatkan gaya inersia (kelembaman), konsumsi bahan bakar dapat dihemat.

"Sebagaimana Anda ketahui, di dalam kota trafficnya padat, ada banyak lampu lalu lintas, macet sana sini, banyak sekali faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya pemborosan bahan bakar," kata pereli legendaris asal Jepang, Hiroshi Masuoka.

"Di perkotaan, jalannya mobil harus disesuaikan dengan mobil-mobil lain di sekelilingnya, mempercepat, memperlambat, mengerem, berhenti, sehingga membuat pemakaian bahan bakar tidak bisa lagi dihemat," ujar Masuoka di Denpasar, Bali.

Lebih lanjut Masuoka memaparkan kalau di dalam kota, ada pola berkendara yang dia jabarkan sebagai berikut: Mulai berjalan, akselerasi, meluncur, gaya inersia (pedal gas OFF), pengereman, dan berhenti.

Kadang-kadang mobil-mobil ber-cc besar, ada juga yang memanfaatkan akselerasi cepat namun untuk mobil bermesin kecil, lebih baik anda menurut Masuoka melakukan akselerasi santai apalagi kalau di depan ada antrean mobil atau lampu merah berikutnya yang jaraknya dekat, lebih baik anda melakukan akselerasi santai saja.

Cara meluncur dengan kecepatan tetap setelah anda mulai jalan dan akselerasi, tentu meluncur dengan kecepatan normal, point yang harus diperhatikan saat meluncur dengan kecepatan normal adalah, sebisa mungkin pakai gigi tinggi dan penginjakan pedal gas sesedikit mungkin.

Kondisi yang bisa dianjurkan untuk menghemat bahan bakar adalah berjalan dengan kecepatan 50-70 km/jam.

Lalu bagaimana memanfaatkan inersia?

"Bayangkan saat Anda mempercepat kendaraan anda, tiba-tiba di depan macet ataupun ada lampu merah, tentu apa yang sudah anda lakukan itu menjadi sia-sia," jelasnya.

"Adalah lebih baik bila anda memanfaatkan gaya inersia, dimana mobil yang sudah meluncur, anda lepaskan injakan kaki pada pedal gas, biarkan gaya inersia yang membuat kendaraan tetap meluncur," tambahnya.

"Terlebih mobil injeksi, di mana saat deselerasi computer akan memutus aliran menghentikan supply bahan bakar pada sebelum engine mencapai 1.200 rpm, menjadi hematlah pemakaian bahan bakar anda," ujarnya.

Karena itu, Masuoka pun menganjurkan agar kita pandai-pandai mengatur waktu yang tepat dengan banyak menggunakan gaya dorong inersia ini. Misalnya tidak ada mobil lain di belakang, anda luncurkan saja tanpa mengerem sampai lampu lalu lintasnya berubah hijau, anda tidak perlu berhenti.

Manfaatkan pula engine brake untuk memperlambat mobil. Ini menurut Masuoka dapat menghemat bahan bakar cukup signifikan.

"Pada saat engine-brake injeksi bahan bakar dihentikan sampai 0 dengan tetap mempunyai sistem yang mengatur agar bahan bakar akan tersuplai kembali saat dibutuhkan engine untuk idling," katanya.

Sementara ketika melewati perempatan luas, atau melintasi rel, atau rel yang di tinggikan, sebagai misal ketika melintas harus melewati jalan menanjak serta turunan sepanjang 200-300 meter, ada pula yang harus diperhatikan.

"Pertama kita dihadapkan pada tanjakan, dimana kita harus berakselerasi sampai dicapai momentum yang cukup untuk mencapai ujung tanjakan, kemudian dipertengahan jalan menanjak itu lepaskan pijakan dari pedal gas," jelasnya.

"Sama seperti di jalan datar, energy yang masih tersimpan akan terus memberi gaya dorong. Gaya tersebut diubah menjadi energi. Dengan begitu anda menyelesaikan jalan menanjak dengan efektif," lugasnya.

"Bila akselerasi yang tadi dilakukan mencukupi, kita sudah tidak usah lagi menekan pedal gas walaupun sisa tanjakan terakhir masih ada," katanya lagi.

Selanjutnya, Masuoka mengatakan kalau setelah puncak tanjakan tenaga mesin sudah habis, namun yang dihadapi kemudian adalah turunan, saat itu pedal gas bisa dilepaskan, tidak perlu ditekan karena adanya efek gravitasi.

"Prinsipnya Anda harus menyeimbangkan energi kecepatan dengan energi posisi," tuntasnya.

0 komentar:

Posting Komentar