Ilustrasi : ist.
PMN Share - Univeristas Utsunomiya Jepang dan
beberapa perguruan tinggi di Indonesia terlibat kerjasama dalam
penelitian di Riau. Penelitian tersebut berkaitan dengan pelepasan
karbondioksida (CO2) pada lahan gambut yang difungsikan untuk Hutan
Tanaman Industri (HTI).
Penelitian mereka dipusatkan di lahan gambut HTI (Hutan Tanaman Industri) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Dosen Agro Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau (UR) Wawan memaparkan, penelitian ini akan berlangsung pada dua daur ulang selama masa tanaman akasia pada HTI atau sekira 10 tahun ke depan.
Dalam penelitiannya, mereka ingin melihat pengaruh water management eco hydro alias pola pengaturan air ekologis HTI di lahan gambut terhadap pelepasan karbondioksida. Untuk mengetahui berapa besar karbondioksida yang lepas di udara, para peneliti ini menggunakan alat Li-Cor 8100 Automated Soil C02 Flux System.
”Perangkat tersebut merupakan teknologi terbaru yang dapat mengunduh data CO2 secara real time. Alat ini harganya sangat mahal dan merupakan kontribusi dari Univeristas Utsunomiya Jepang,” kata Wawan salah satu peneliti tersebut di Riau, Jumat (21/12/2012).
Selain dari Universitas Riau, Institut Pertanian Bogor (IPB) juga dilibatkan. IPB mengirim perwakilannya, yakni Budi Indra Setiawan dan Basuki Sumawinata. Tidak hanya IPB, penelitian ini pun turut menggandeng Universitas Lampung.
Menurut perwakilan Universitas Utsunomiya Jepang Nagano, penelitian tersebut dilakukan karena selama ini ada kekeliruan pola pengukuran pelepasan karbon. "Hal ini terutama dilakukan pihak luar negeri untuk mendiskreditkan produk HTI Indonesia. Dengan penelitian ini, maka kejadian tersebut bisa terbantahkan,” imbuh Nagano.(mrg)
Penelitian mereka dipusatkan di lahan gambut HTI (Hutan Tanaman Industri) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Dosen Agro Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau (UR) Wawan memaparkan, penelitian ini akan berlangsung pada dua daur ulang selama masa tanaman akasia pada HTI atau sekira 10 tahun ke depan.
Dalam penelitiannya, mereka ingin melihat pengaruh water management eco hydro alias pola pengaturan air ekologis HTI di lahan gambut terhadap pelepasan karbondioksida. Untuk mengetahui berapa besar karbondioksida yang lepas di udara, para peneliti ini menggunakan alat Li-Cor 8100 Automated Soil C02 Flux System.
”Perangkat tersebut merupakan teknologi terbaru yang dapat mengunduh data CO2 secara real time. Alat ini harganya sangat mahal dan merupakan kontribusi dari Univeristas Utsunomiya Jepang,” kata Wawan salah satu peneliti tersebut di Riau, Jumat (21/12/2012).
Selain dari Universitas Riau, Institut Pertanian Bogor (IPB) juga dilibatkan. IPB mengirim perwakilannya, yakni Budi Indra Setiawan dan Basuki Sumawinata. Tidak hanya IPB, penelitian ini pun turut menggandeng Universitas Lampung.
Menurut perwakilan Universitas Utsunomiya Jepang Nagano, penelitian tersebut dilakukan karena selama ini ada kekeliruan pola pengukuran pelepasan karbon. "Hal ini terutama dilakukan pihak luar negeri untuk mendiskreditkan produk HTI Indonesia. Dengan penelitian ini, maka kejadian tersebut bisa terbantahkan,” imbuh Nagano.(mrg)
0 komentar:
Posting Komentar