Image: corbis
PMN Share - Kenal dengan istilah raboboat?
Istilah ini merujuk pada teknologi robot kapal tanpa awak yang digunakan
sebagai pertahanan sebuah negara. Jika biasanya kompetisi Raboboat
digelar di luar negeri, tahun ini kita bisa menyaksikan serunya
kompetisi Roboboat di Semarang.
Kampus yang dipercaya Ditjen Dikti Kemendikbud menggelar Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional ini adalah Universitas Diponegoro (Undip). Menurut Pembantu Rektor III Undip, Drs. Warsito, SU, prestasi Undip dalam yang berhasil beberapa kali menjuarai kontes Raboboat di tingkat internasional menjadi alasan utama Ditjen Dikti Kemendikbud memilih mereka menjadi tuan rumah Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional pertama di Tanah Air ini.
"Selama dua tahun berturut-turut mengikuti kontes semacam ini di Virginia, Amerika Serikat (AS), Undip berhasil meraih prestasi," ujar Warsito, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (25/10/2012).
Menurut Warsito, kontes ini akan digelar pada 30 dan 31 Oktober mendatang. Dari keseluruhan 78 proposal, ada 30 proposal dari 15 perguruan tinggi yang terpilih sebagai peserta kontes.
Rektor Undip Prof. Sudharto P Hadi, MES., Phd., mengimbuh, kontes ini digelar untuk membangun kreativitas mahasiswa dalam bidang rancang bangun kapal dan sistem navigasi. "Konsep ini sejalan dengan pola ilmiah pokok kami tentang tropical and coastal region eco development, karena bertujuan menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam bidang rancang bangun kapal, perencanaan sistem gerak dan otomasi sistem navigasinya," tutur Rektor.
Oleh Undip, kontes tersebut akan dihelat di pantai. Biasanya, kontes roboboat digelar di danau. Menurut Ketua Tim Dewan Juri Yoga Darma, penyelenggaraan kontes di pantai akan menambahkan tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi para peserta karena gelombang air dan angin akan cukup kencang.
"Roboboat yang dilombakan dituntut tidak hanya mampu mendeteksi rintangan, tapi juga bisa melaju dengan cepat. Kami harap tuntutan ini dapat mendorong peserta untuk mampu membangun badan kapal yang hambatannya ringan dan sistem ketenagaan agar melaju cepat," kata Yoga.
Pada kontes di Pantai Kartini tersebut, peserta juga harus membuat sendiri desain model lintasannya sehingga tidak akan mendapat klaim dari penyelenggara lomba serupa. Ada tiga kategori yang dapat diikuti peserta kontes yakni autonomus, sistem manual (remote control) dan fuel engine.
Yoga memaparkan, tim juri terdiri atas perwakilan dari lima perguruan tinggi yaitu Undip, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Pattimura (Unpatti). "Kegiatan ini direncanakan dapat dilaksanakan setiap tahun secara reguler dengan penyelenggara lomba dari perguruan tinggi negeri yang memiliki bidang Ilmu perkapalan yakni UI, Undip, Unhas, Unpatti, dan ITS," pungkasnya.(rfa)
Kampus yang dipercaya Ditjen Dikti Kemendikbud menggelar Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional ini adalah Universitas Diponegoro (Undip). Menurut Pembantu Rektor III Undip, Drs. Warsito, SU, prestasi Undip dalam yang berhasil beberapa kali menjuarai kontes Raboboat di tingkat internasional menjadi alasan utama Ditjen Dikti Kemendikbud memilih mereka menjadi tuan rumah Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional pertama di Tanah Air ini.
"Selama dua tahun berturut-turut mengikuti kontes semacam ini di Virginia, Amerika Serikat (AS), Undip berhasil meraih prestasi," ujar Warsito, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (25/10/2012).
Menurut Warsito, kontes ini akan digelar pada 30 dan 31 Oktober mendatang. Dari keseluruhan 78 proposal, ada 30 proposal dari 15 perguruan tinggi yang terpilih sebagai peserta kontes.
Rektor Undip Prof. Sudharto P Hadi, MES., Phd., mengimbuh, kontes ini digelar untuk membangun kreativitas mahasiswa dalam bidang rancang bangun kapal dan sistem navigasi. "Konsep ini sejalan dengan pola ilmiah pokok kami tentang tropical and coastal region eco development, karena bertujuan menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam bidang rancang bangun kapal, perencanaan sistem gerak dan otomasi sistem navigasinya," tutur Rektor.
Oleh Undip, kontes tersebut akan dihelat di pantai. Biasanya, kontes roboboat digelar di danau. Menurut Ketua Tim Dewan Juri Yoga Darma, penyelenggaraan kontes di pantai akan menambahkan tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi para peserta karena gelombang air dan angin akan cukup kencang.
"Roboboat yang dilombakan dituntut tidak hanya mampu mendeteksi rintangan, tapi juga bisa melaju dengan cepat. Kami harap tuntutan ini dapat mendorong peserta untuk mampu membangun badan kapal yang hambatannya ringan dan sistem ketenagaan agar melaju cepat," kata Yoga.
Pada kontes di Pantai Kartini tersebut, peserta juga harus membuat sendiri desain model lintasannya sehingga tidak akan mendapat klaim dari penyelenggara lomba serupa. Ada tiga kategori yang dapat diikuti peserta kontes yakni autonomus, sistem manual (remote control) dan fuel engine.
Yoga memaparkan, tim juri terdiri atas perwakilan dari lima perguruan tinggi yaitu Undip, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Pattimura (Unpatti). "Kegiatan ini direncanakan dapat dilaksanakan setiap tahun secara reguler dengan penyelenggara lomba dari perguruan tinggi negeri yang memiliki bidang Ilmu perkapalan yakni UI, Undip, Unhas, Unpatti, dan ITS," pungkasnya.(rfa)
0 komentar:
Posting Komentar